Seperti yang di sampaikan Mansyur warga Desa Biaro Baru juga merupakan anggota salah satu Karyawan yang di PHK oleh PT Buana Sriwijaya Sejahtera (BSS) 20/4/22 pukul 20:00 Wib.
" PT BBS ini sudah melanggar perjanjian yang sudah di sepakati, dan perusahaan ini juga sudah mengangkangi putusan pengadilan pada tanggal 21 Juni 2021.
PT BBS ini juga telah ingkar atas rapat perjanjian bersama di kantor kepala desa dengan akan membayar pesangon secara utuh kurun waktu 13 sampai dengan 19 April 2022.
Besok 21/4/22 atau hari ini Mansyur mengatakan kan mendatangi kembali PT Buana Sriwijaya Sejahtera (BSS) guna menagih janji yang telah di sepakati besama.
Lanjutnya" tentu besok kami akan mendatang kantor PT BBS kembali guna menagih janji mereka terh kami, karena kami sudah muak dengan janji-janji dari pihak perusahaan ini, merek selalu ingkar dengan janji mereka.
Kedatangan kami ke kantor PT BBS ini sudah yang keseksian kalinya, saya dan Kawan Kawan sudah capek betul.
Jadi kedatang kami kali ini mendesak segera PT BBS mebayar hak kami, apabila tidak di bayar juga dan sudah melewati kurun waktu yang sudah di tetapkan, makan kami akan mengambil tindak dengan cara kami sendiri.
Besar harapan kami pemerintah kecamatan dan kabupaten Musi Rawas Utara turun dan bantu kami masyarakat di bawah menyelesaikan pekara ini.
Saya merasa ironi dengan prihal ini saya dan kawan kawan sangat di rugikan, masak iya kami tidak bisa sejahtera di tanah kalahiran kami sendiri.
Pemutusan hubungan kerja ini, tentu menambah lagi angka pengaruh di Muratara yang tidak selaras dengan ucapan bupati di salah satu media mengatakan angka penggunaan menurun.
Besar harapan saya bupati turun dan melihat keluh kesah kami yang lagi di zolimi oleh PT BBS ini. Ungkapnya.
Sementara itu kami dari redaksi Berita Muratara Online terus berusaha untuk konfirmasi dengan pihak PT Buana Sriwijaya Sejahtera (BSS) namun tidak ada jawaban hingga berita ini di terbitkan.(BM/ZM)
EDITOR: ARIO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar